Penjelasan tentang sabut kelapa
Sabut kelapa adalah bagian kedua setelah kuit luar dari buah kelapa yang terbuat dari serat. Di Indonesia khusus nya di daerah provinsi Gorontalo, kerajinan sabut kelapa dibuat seperti keset kaki dan sapu ijuk. Sabut kelapa juga dapat dijadikan sebagai bahan bakar.
Sabut juga merupakan bagian mesokrap serat serat selimut yang berupa kasar yang ada dikelapa. Sabut biasanya disebut limbah yang hanya ditumpuk di tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk dan membusuk. Untuk pemanfaatannya paling banyak hanya untuk kayu bakar. Secara tradisional, masyarakat lebih suka mengolah sabut kelapa untuk dijadikan sebuah tali dan anyaman agar dijadikan sebuah lantai kesed, padahal sabut masih memiliki nilai yang sangat ekonomis cukup baik. Sabut kelapa jika diurai akan menghasilkan serat serat fiber yang disebut cocofibre dan sebuk sabut cocoair. Namun produk inti dari sabut adalah serat sabut. Dari produk cocofibre akan menghasilkan aneka macam produk turunan yang manfaatnya sangat luar biasa dan di beberapa negara termasuk Indonesia sabut kelapa juga di olah sebagai pupuk tanaman.
Sabut kelapa juga mengandung unsur kalium terbesar, sebesar 10,25% sehingga dapat menjadi bagian alternatif sumber kalium organik untuk menggantikan jenis pupuk KCI sintetis. Unsur seperti Ca, Mg, K, Na dan P, membuat sabut yang terbuat dari buah kelapa sangatlah ideal digunakan sebagai pupuk organik andalan.
Sebagai media tanam
Sedangkan untuk media tanam sabut kelapa mampu mengikat dan menyimpan udara, yang memiliki aerasi dan drainase yang begitu baik serta mengandung unsur zat hara yang dibutuhkan pada tanaman. Dan sementara itu, ketika proses menjual sabut dari buah kelapa, pastikan Anda tidak tercecer debunya. Debu pun dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik karena debu pada sabut kelapa mengandung berbagai unsur hara yang pemanfaatannya adalah melalui proses pengemposan yang fungsinya untuk pupuk organik
enurunkan kadar senyawa fenolik dan tanim yang ada pada isi didalam tebu tersebut. kelapa juga dapat meningkatkan drainase tanah pada tanaman sekaligus membantu mempertahankan kelembapan tanah yang cepat kering. Hal ini dikarenakan sabut kelapa dapat menciptakan kantong udara dalam tanah yang memungkinkan kelembapan berlebih akan langsung mengalir dari akar tanaman. Ditambah lagi manfaat sabut kelapa ini juga mengandung sedikit unsur hara sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah secara keseluruhan dari waktu ke waktu. (Sri Wijiastuti, Penyuluh Pertanian pada Pusluhtan).
Sebagai Pupuk Tanaman
Sabut kelapa memiliki ketebalannya yang sekitar 5-6 cm, memiliki lapisan luar dan dalam yang di situ tedapat kandungan kimia selulosa, lignin, pyroligeous acid, gas, arang, tertannin, potassium, dan kalium. Kandungan kalium dalam sabut kelapa ini ternyata bisa dijadikan sebuah sumber kalium organik untuk pengganti pupuk KCI. Pupuk organik yang dibuat dengan menggunakan sabut kelapa agar bisa menyimpan udara sebanyak 60% atau bisa jadi lebih banyak apa yang kita bandingkan pupuk lainnya sehingga bagi daerah pertanian atau perkebunan yang curah hujannya rendah atau sering mengalami kekeringan, maka tumbuhannya bisa tetap mendapat asupan udara dari udara yang disimpan dalam sabut kelapa.
Ketika proses menjual sabut dari buah kelapa, pasti akan tercecer debunya. Debu hasil samping proses penyeratan sabut juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik. Debu sabut mengandung berbagai unsur hara N, P, K, Ca, Mg, Na, Fe, Mn, Cu, Zn dan Al. Pemanfaatannya melalui proses pengomposan untuk menurunkan kadar senyawa fenolik dan tannin dalam debu sabut. Kekurangan sabut kelapa banyak mengandung zat Tanin, yang diketahui sebagai zat yang menghambat pertumbuhan tanaman.