Cairan Komposter – Sampah memang kerap menjadi masalah yang cukup pelik. Minimnya kesadaran masyarakat dalam mengurangi produksi sampah menjadi salah satu pemicunya.
Sebenarnya, permasalahan sampah ini bisa dikurangi dengan cara mengolahnya menjadi pupuk. Di sini, peran masyarakat memang cukup tinggi.
Sekarang anda bisa menggunakan mesin pencacah kompos agar mempermudah pekerjaan anda dalam pembuatan pupuk kompos,dan masih banyak berbagai mesin kebutuhan anda di grosir mesin
Kita sebagai masyarakat, bisa memulainya dari rumah sendiri dengan memisahkan sampah kering (non-organik) dan sampah basah (organik). Sampah kering bisa dimanfaatkan untuk didaur ulang menjadi berbagai macam barang.
Sementara itu, sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos dan pupuk cair.Pupuk yang dihasilkan dari sampah organik ini biasa disebut dengan pupuk organik. Selain menyehatkan lingkungan.
keunggulan lain dari pupuk organik ini adalah dapat membantu revitalisasi produktivitas tanah, menekan biaya usaha tani, serta meningkatkan kualitas produk.
Pada dasarnya, sampah organik tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau pupuk padat, tetapi bisa juga dibuat sebagai pupuk cair.
Pupuk cair ini mempunyai banyak manfaat. Mulai dari fungsinya sebagai pupuk, hingga sebagai aktivator untuk membuat kompos. Untuk membuat kompos cair dibutuhkan alat atau wadah yang disebut komposter.
Yakni sebuah tempat yang dibuat dari tong sampah plastik atau kotak semen yang dimodifikasi dan diletakkan di dalam atau di luar ruangan. Komposter ini bertujuan untuk mengolah semua jenis limbah organik rumah tangga menjadi bermanfaat.
Sejarah Pembuatan Cairan Komposter
Setiap individu dapat dipastikan memproduksi sampah setiap hari. Purwasasmita dan Mulyadi (1989) dalam Sahwan, F. L, dkk (2004) menyebutkan produksi sampah setiap orang adalah sebanyak 1-2 liter per hari,
dan 70-80% sampah kota merupakan bahan organik. Outerbridge, ed., 1991) dalam Lilis (2005), menyebutkan 80% dari sampah padat di Indonesia merupakan sampah organik, dan diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali.
Sampah organik merupakan limbah yang berasal dari sisa makhluk hidup atau alam seperti manusia, hewan dan tumbuhan yang mudah mengalami pelapukan atau pembusukan seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya.
Sampah organik dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat dari bahan-bahan hijauan dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan.
misalnya kotoran ternak atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik, seperti urea (Wied, 2004, dalam Lilis 2005).
Berikut Ini Merupakan Langkah-Langkah Pengomposan Dengan Menggunakan Cairan Komposter:
- Pilih sampah organik seperti sisa makanan, sisa sayuran, kulit buah, sisa ikan, dan daging segar agar terpisah dari sampah.Sampah berupa plastik, kardus bekas minyak, oli, beling, dan air sabun harus dipisahkan agar prosesnya berjalan cepat.
- Sampah yang berukuran besar seperti batang tanaman, sayuran daun, atau kulit buah yang keras sebaiknya dirajang terlebih dahulu agar pembusukannya sempurna. Selain itu, volume sampah yang terapung juga semakin banyak.
- Siapkan cairan bioaktivator boisca, yakni salah satu bioaktivator yang bisa digunakan untuk mempercepat proses pengomposan. Bioaktivator ini berfungsi untuk membantu mempercepat proses pembusukan. Tata cara penggunaannya sebagai berikut,
- pertama, siapkan sprayer ukuran 1 liter.
- Kedua, isi sprayer dengan air. Sebaiknya gunakan air sumur karena tidak mengandung kaporit. Namun, jika ingin memakai air PAM, air tersebut harus diendapkan terlebih dahulu selama satu malam. Tujuannya agar kaporitnya menguap. Pasalnya, kaporit di dalam air bisa mematikan mikroba yang ada di dalam boisca.
- Ketiga, tambahkan boisca ke dalam sprayer dengan perbandingan 1 liter air ditambah dengan 1-2 tutup botol boisca. Dan,
- keempat, kocok-kocok sampai merata. Setelah itu, cairan siap digunakan.
- Setelah sampahnya terkumpul dan dirajang, masukkan seluruhnya ke dalam komposter, lalu semprotkan boisca hingga merata ke seluruh sampah dan tutup rapat komposter.
- Pada awal pemakaian, komposter baru bisa menghasilkan lindi (air sampah) atau kompos cair setelah dua minggu. Selanjutnya, pemanenan lindi dilakukan setiap 1-2 hari sekali.
Buku ini berisi tentang tip mengolah sampah di rumah sendiri, jenis-jenis pupuk organik padat dan cair, manfaat pupuk organik cair, serta aplikasi pupuk cair pada tanaman.